Breaking News

Saturday, September 26, 2015

Pulau Surga Di Bumi Cenderawasih

oleh William Adri Sigarlaki

Tanah Papua, tanah yang kaya, surga kecil jatuh ke bumi
Seluas tanah, sebanyak madu adalah harta harapan…
 
 
Sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan oleh putra Papua, Edo Kondologit. Lagu ini menggambarkan keindahan bumi cenderawasih yang telah tercatat sebagai taman nasional di Indonesia. Konon surga kecil ini juga tercatat sebagai 10 perairan terbaik dunia.
Saya teringat kisah pengabdian sebagai guru SM-3T dari Universitas Negeri Manado yang ditugaskan mengajar di Papua. Tepatnya di Provinsi Papua Barat, Kabupaten Sorong Selatan, Distrik Inanwatan bersama rekan lain dari Universitas Negeri Malang dan Gorontalo. Tak pernah terbayangkan saya bisa menginjakkan kaki di pulau yang dikenal dengan cenderawasihnya ini.
SM-3T mengenalkan saya dengan keindahan Indonesia lebih dekat. Saya berkesempatan menengok eksotisme pulau yang menjadi incaran turis lokal maupun mancanegara, Kepulauan Raja Ampat. Bak lukisan alam, Raja Ampat menjadi kado terindah atas pengabdian saya selama setahun.
Waktu itu saya bersama delapan teman mengunjungi wisata alam Raja Ampat. Perjalanan dimulai dari kota Sorong menggunakan kapal dengan menempuh waktu hampir empat jam. Lelah sedikit terbayarkan saat kapal berlabuh di Waisai. Aroma surga sudah mulai tercium di balik awan yang membiru cerah. Disitu pula hati menjadi takjub atas indahnya ciptaan Tuhan yang ada dihadapan kami.
Pulau-pulau kecil seperti menyuarakan selamat datang kepada kami. Pasir putihnya nampak halus seperti tepung yang baru saja digiling. Ini tidak sekadar lukisan datar, tapi karya sekian dimensi yang dapat kami sentuh seutuhnya. Air laut nampak biru dengan degradasi putih akibat deburan ombak di permukaan pantai yang tenang. Sedang perbukitan nan cantik menjadi pelengkap topografi yang tidak rata di Indonesia bagian timur.
Satu dari banyak pulau yang menghipnotis saya adalah Pulau Arborek. Disana merupakan tempat berkumpulnya ikan-ikan jenis Nemo yang sangat bersahabat dengan para penyelam. Tak heran banyak wisatawan yang mewajibkan diri untuk diving ataupun snorkeling disini. Flora-faunanya indah, mereka hidup dan mati sesuai dengan kehendak alam. 
Raja Ampat tidak hanya kaya dengan taman laut, tapi juga menyuguhkan peninggalan sejarah seperti yang ada di Pulau Misool. Disana ditemukan cap tangan pada dinding-dinding batu karang. Para ahli memperkirakan usianya telah mencapai 50 ribu tahun  dan dijadikan bukti jalur penyebaran manusia dari kawasan barat nusantara menuju Papua dan Melanesia.
Wisatawan juga bisa mengunjungi bangkai pesawat bekas peninggalan Perang Dunia II di Pulau Wai. Akses menuju tempat ini tidaklah sulit, karena di tempat ini sering diselenggarakan sail. Inilah pesona Raja Ampat, pulau surga di bumi Cenderawasih. (*)

No comments:

Post a Comment

Designed By Published. TIM Blogger Pioneer