Gaya slenge’an menjadi ciri khasnya saat berlangsung pemilihan pejabat rusunawa. Namun karena gaya ini pula ia menjadi akrab dengan para penghuni rusunawa khususnya di asrama putra. Hingga pemilik nama lengkap Miftahul Khoir Abdurrahman ini didaulat menjadi Lurah di kampung barunya (asrama putra-red).
Miftah (Lurah Asrama Putra) |
Mendengar pengakuannya yang bergaya bicara ceplas-ceplos, pria asli Blora ini pernah ditegur Pak Dapan, Bapak Asrama Putra saat ada monitoring dan evaluasi (monev) dengan LPPMP. “Le, sendalmu murah yo?” tanya Pak Dapan waktu itu. Alih-alih cari aman, Miftah menjawab dengan santai. “Wah cuma punya ini pak, mau beli tapi belum gajian,” jawab dia.
Siapa sangka dibalik familiarnya Miftah, ternyata ia juga bisa serius saat-saat tertentu. Semangat juangnya tinggi dan bertekat mencapai tujuan menjadi guru profesional. Ia mengawalinya dengan mengabdi di Gayo Luwes, Aceh. Baginya hidup itu menapaki waktu, bukan melompat atau terbang. Maka hadapi yang ada di depan mata dan jangan sekali-kali larut dalam andai-andai masa lalu atau masa depan.
Buah hati pasangan Suwardi dan Siti Rodhiyah juga mempunyai cerita tentang pengalamannya berorganisasi. Semasa SMA, kata dia pernah menjabat sebagai Ketua OSIS dan aktif pula dalam kegiatan Pramuka. Dari pengalamannya ini, ia berusaha menjadi pemimpin yang mumpuni. Terlebih pria kelahiran 10 Oktober 1990 ini menjadi penyambung aspirasi ‘rakyatnya’ dengan pihak kampus. “Menjadi pemimpin bagi saya adalah sarana pertaubatan untuk merubah tingkah laku yang kurang baik,” ujar Miftah.
Sarjana Biologi lulusan Universitas Muhammadiyah Surakarta ini sangat berantusias mengeksplor ilmu-ilmu tentang alam. Ia pun memantapkannya dengan turut serta dalam Diklat Pecinta Alam Sangguru hingga membawanya pada jabatan sekertaris Federas Panjat Tebing Indonesia Cabang Sukoharjo periode 2010-2014. Tak berhenti sampai disitu Miftah juga terpilih menjadi bahan pertimbangan menjadi juri dalam kejuaraan panjat tebing di tingkat lokal maupun nasional. Kecintaannya terhadap lingkungan alam juga tak membuatnya lupa dengan kesenian. Hingga ia dinobatkan sebagai Duta Seni Kabupaten Blora tahun 2008 sampai sekarang. (Endang, Willy)