Breaking News

Tuesday, April 28, 2015

PELAJARAN DARI ORANG-ORANG PIAN PASIR

Oleh: Dona Priyatna

doc. pribadi
Ibu...
Tak terasa kurang lebih sebulan lagi aku selesai tugas di sini. Di Dusun Pian Pasir, Pulau Mubur, Kabupaten Kepulauan Anambas. Sedikit, aku ingin bercerita tentang tempat pengabdianku ini. Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, daerah yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan dengan panorama alam nan indah. Terumbu karang, biota bawah laut, dan kekayaan alam pun melimpah ruah. Namun, kekayaan itu tak serta merta menjadikan masyarakatnya sejahtera. Tak sedikit desa yang masih tanpa listrik dan pasokan minyak pun langka.

Ibu...
Pendidikan di sini juga masih memperihatinkan. Disaat gedung-gedung baru siap berdiri dan buku-buku sudah didistribusikan, kekurangan guru masih saja terjadi. Tak seperti di kota yang transportasinya lancar, di sini siswa dan guru harus menyeberang laut untuk menuju  ke sekolah. Kala hujan dan badai datang, tak jarang sekolah diliburkan untuk meminimalisir risiko kecelakaan laut.

doc. pribadi
Aku mulai bertugas di akhir September 2013 lalu bersama kawan-kawan SM-3T yang lain. Ditempatkan di SMA yang baru dibuka untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Pian Pasir.

Disini kami disambut sangat baik oleh masyarakat setempat. Sejak awal kedatangan bahkan sampai saat ini pun kami masih disambut sangat baik. Mereka sangat hangat, selalu ramah menyapa anakmu ini. Mengajak kami mampir di rumah mereka dan tak sungkan bercanda ria. Mereka berbicara dengan Bahasa Melayu, mirip ketika kita menonton serial anak karya negara tetangga. Pada zaman dulu, orang-orang di sini memang sering pergi ke Malaysia menggunakan perahu.

Masyarakat Pian Pasir kebanyakan adalah nelayan, pemecah batu, dan penambang pasir tradisional. Anak-anak juga sudah sangat terbiasa dengan laut, karena sebagian besar wilayah geografis Anambas adalah lautan. Laut bukan hanya menjadi teman, tapi sudah seperti saudara yang tiap hari kami peluk. Rumah-rumah yang berada di pesisir dan tepat di atas air laut menjadi keunikan tersendiri.

Awal kedatangan anakmu disini memang agak kikuk. Kondisi yang sangat jauh berbeda dengan daerah asal harus disesuaikan terlebih dahulu. Selain tidak adanya listrik, sinyal telepon yang kadang luplep karena ada gangguan pada tower sering membuat kami bingung saat ingin berkomunikasi dengan saudara atau teman. Tapi, karena pulau tempat tugasku berhadapan dengan Pulau Tarempa (kota), kami masih bisa menggunakan internet, walaupun harus rela diam di tempat yang agak menjorok ke laut. Kami menyebutnya pelabuhan sinyal.

Kondisi ini membuat kami banyak belajar tentang makna kesederhanaan, syukur, dan pantang menyerah. Menemui orang-orang baru dengan berbagai karakter, menjalin hangatnya persahabatan dan persaudaraan, mengenali kearifan budaya lokal, sampai pada kebiasaan masyarakat memancing di laut lepas.

Ibu...
Setahun menjadi orang Pian Pasir, aku jadi belajar menjadi guru yang baik untuk anak-anak. Aku ajari mereka melakukan upacara bendera dan berbicara Bahasa Inggris. Balasan mereka adalah mengajariku memancing di laut lepas, menjaring ikan di karang sampai ikut bekerja dengan nelayan setempat.

Disini semangat kekeluargaan dan gotong royong masih sangat kuat. Saat ada acara pernikahan, pemasangan tenda, memasak, sampai pembuatan panggung hiburannya, semua saling membantu. Aku juga terlibat dalam proses gotong royong perataan lahan untuk pembangunan SMA Mubur. Semua anggota masyarakat senantiasa gotong royong tanpa pamrih. Lahan yang sangat miring pun berangsur-angsur menjadi kokoh karena kekuatan gotong royong tersebut.

Ibu pertiwi...
Terimakasih telah mengenalkanku dengan salah satu daerah yang kau punya. Seperti yang sering kau ajarkan, pendidikan adalah hak semua warga negara. Tak hanya masyarakat kota, masyarakat di daerah terdepan pun memiliki hak sama untuk mendapatkannya.

Terimakasih juga telah mengenalkanku pada orang-orang di Kepulauan Anambas. Di sini aku tidak hanya mengajar, tapi aku pun banyak belajar dari mereka. Pelajaran mahal tentang kekeluargaan, kebersaman, kesederhanaan, dan rasa syukur yang harus kami lantunkan pada Pemilik alam. (*)

No comments:

Post a Comment

Designed By Published. TIM Blogger Pioneer