Breaking News

Thursday, July 23, 2015

BU LURAH SEMPAT KESULITAN BERBAHASA JAWA

Siapa yang tak kenal Endang Mardiah? Dara asli Minang ini diamanahi menjadi bu lurah di asrama putri. Sebagai perantauan baru di tanah Jawa, ia tak pernah menyangka akan didaulat menjadi penyambung lidah teman-temannya dengan birokrat kampus. Bagi Endang, menjadi bu lurah adalah amanah dari orang banyak.
 
“Menjadi bu lurah itu tanggungjawabnya besar, karena bukan hanya tanggungjawab sama UNY, tapi sama Tuhan juga,” ujarnya.
 

Siapa sangka di balik paras feminimnya ternyata ia gemar jalan-jalan dan nonton film. Saat ada waktu luang biasanya ia menyempatkan diri untuk bisa mengenal lingkungan kampus. Setahun menjadi orang Jogja, ia terobsesi ingin membawa cerita dan pengalaman ke kampung halaman, Riau. Bercerita tentang pengalaman pertamanya mendarat di Jawa, kata Endang ia mengalami kesulitan berkomunikasi karena perbedaan bahasa. Tapi tak lama ia langsung bisa menyesuaikan diri. Bagi Endang dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.
 
Dara kelahiran 9 Februari 1989 ini bergabung dengan LPTK Universitas Negeri Padang (UNP) saat menjadi guru SM-3T. Ia tertarik pada dunia anak, sehingga semasa kuliah Endang mengambil jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) di UNP. Endang kecil pernah bercita-cita menjadi guru, semesta telah mengabulkan. Belum cukup, kali ini ia ingin menjadi tenaga profesional di bidangnya sehingga bisa memberi kebermanfaatan bagi orang lain. Pengusaha sukses juga merupakan cita-cita keduanya setelah guru.
 
Perjalanan Endang sejauh ini tentu diraihnya dengan penuh perjuangan. Bahkan sebelum bergabung dengan SM-3T, gadis penyuka bakso ini pernah menjadi karyawan dalam sebuah perusahaan swasta. (Ijul)

No comments:

Post a Comment

Designed By Published. TIM Blogger Pioneer