Mengukur keprofesionalan dengan ukuran dunia tentu akan berbeda ketika membandingkan dengan keprofesionalan kita dalam urusan akhirat. Di dunia kita selalu tertantang untuk bekerja seprofesional mungkin, karena tujuan yang kita inginkan nampak terlihat jelas oleh mata. Sedangkan untuk kehidupan akhirat kadang kita beribadah asal-asalan saja karena balasan yang akan kita dapatkan masih terlihat abstrak, tidak seriil di dunia.
Disini penulis akan menyampaikan keseimbangan dalam kehidupan akhirat. Di rusunawa PPG ini kita sangat bersemangat untuk belajar ilmu-ilmu dunia. Terkadang sampai lupa waktu. Kewajiban kita mengkaji ilmu agama sedikit terabaikan. Kita merasa kekurangfasihan kita membaca Al Qur’an bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan. Padahal Al Qur’an lah petunjuk utama kita untuk menjadi manusia yang benar-benar profesional dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .
“Sebaik-baik kalian adalah
orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR.
Bukhari)
Dalam Hadits yang lain :
“Perumpamaan orang mukmin
yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Utrujjah yang baunya harum dan
rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti
buah kurma yang tidak berbau sedang rasanya enak dan manis. Perumpamaan orang
munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti raihanah yang baunya harum sedang
rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an
adalah seperti hanzhalah yang tidak berbau sedang rasanya pahit.” (Riwayat
Bukhari & Muslim)
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ
كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ
أَقُولُ الـم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ.
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka
baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipat. Saya
tidak mengatakan ‘Alif Lam Mim’ satu huruf, tetapi ‘Alif’ satu huruf, ‘Lam’
satu huruf, ‘Mim’ satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi).
Abu Umamah meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ
فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ.
“Bacalah Al-Qur'an, karena ia akan datang pada hari Kiamat
sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim).
Sebagai seorang muslim kita tidak hanya dituntut untuk menguasai keahlian dalam bidang tertentu saja tetapi juga ilmu tentang agama. Dalam Kurikulum 2013 misalnya, sangat ditekankan aspek religiusitas dan afektif. Darimanakah seorang pengajar muslim mendapatkan referensinya. Tentu saja dari Al Qur’an. Disanalah semua sumber kebajikan dan ilmu pengetahuan bermula. Nah, apa jadinya jika kita tidak bisa membaca Al Qur’an dengan lancar. Tentu saja akan mengurangi keprofesionalan kita sebagai seorang guru.
Sebelum terlambat, mari terus belajar memperbaiki kualitas diri kita. Jangan pernah merasa lelah belajar dan mengkaji Al Qur’an. Wallahu A’lam Bis Shawaab. (Zaenal Arifin)
No comments:
Post a Comment